Area pada Chevron Terminal Santan
di bagi menjadi dua, yaitu area merah dan area hijau. Dimana area merah
meliputi plant area/proccess area, pada area ini memerlukan peralatan keamanan
yang spesifik (specific safety requirement) dikarenakan pada area ini terdapat
berbagai macam plant yang memerlukan “safety requirement” untuk berada di dekat
plant tersebut, seperti reboiler, separator dan reflux, cold box, compressor,
expander, dll. Lalu area hijau yang meliputi area di luar area merah/plant area
seperti tempat rekreasi, gym, mushola, dan tempat-tempat yang dapat dikunjungi
oleh umum tanpa peralatan keamanan yang spesifik.
Fasilitas yang terdapat di Chevron Terminal Santan diantaranya Liquid Extraction Plant (LEX Plant), Crude oil processing plant, compressor station, West Seno onshore facility, Tanks farms, Loading facilities (LPG, crude oil, and BRC), dan laboratorium. Dan produksi dari hasil pengolahan yang dihasilkan di Chevron Terminal Santan diantaranya Gas (C1, C2), LPG (C3, C4), residue gas (C5, C6, dst), Crude Oil, dan kondensat.
Power plant yang digunakan oleh
Chevron Terminal Santan ada 2, pada LEX Plant digunakan turbine engine dan pada
proccess plant digunakan 2 power plant karena kebutuhan listrik pada daerah ini
cukup tinggi dan pada proccess plant sebisa mungkin tidak ada listrik padam
karena dapat mempengaruhi kinerja dari proccess plant, power plant yang digunakan
adalah diesel engine dan gas turbine engine.
Terdapat 3 sumber produksi minyak
mentah dan gas yang dikelola oleh Chevron Terminal Santan, diantaranya STA
field, ATTAKA field, dan MKS field. Pengolahan awal setelah minyak mentah yang
didapatkan adalah diproses pada proccess plant, setelah itu minyak hasil olahan
dari proccess plant disimpan pada crude oil storage tank sebelum pengangkutan
dengan kapal tangker untuk dikirim ke pabrik-pabrik yang telah bekerjasama
dengan Chevron.
Sementara untuk pengolahan awal
gas, setelah gas didapatkan diproses pada Liquid Extraction Plant (LEX Plant),
saat di proses di LEX Plant banyak proses yang terlibat di dalamnya. Karena gas
yang didapatkan bukanlah gas murni, tetapi masih banyak campuran-campuran yang
juga merupakan zat pengotor gas sehingga perlu dipisahkan. Gas tersebut juga
masih mengandung liquid, karena yang ingin diolah adalah gas (hidrokarbon) saja
maka diperlukan separator untuk memisahkan antar 2 fasa ini, yaitu fasa gas dan
fasa liquid. Setelah di proses di separator di dapatkan fasa liquid dan fasa
gas, dimana pada fasa gas dilanjut ke proses kondensasi dengan alat kondensor
untuk mendapatkan gas yang benar-benar murni. Sementara yang menjadi liquid
beserta liquid yang didapatkan dari hasil separator sebelumnya dialirkan ke
crude pipe untuk diolah lebih lanjut pada proccess plant untuk menghasilkan
crude oil. Selanjutnya gas yang telah murni di kompresi di compressor station
untuk meningkatkan tekanan pada gas tersebut dengan alat gas turbine
compressor, tekanan gas akibat proses kompresi menjadi sekitar 215 psi – 450
psi. Efek lain disamping dari meningkatnya tekanan pada gas akibat kompresi
adalah meningkatnya temperatur pada gas tersebut, sehingga gas tersebut perlu
diturunkan temperaturnya untuk proses selanjutnya. Gas tersebut diturunkan
temperaturnya dengan cooler/cold box. Setelah didapatkan temperatur yang
diperlukan untuk proses selanjutnya, gas tersebut dipisahkan berdasarkan jumlah
hidrokarbonnya (Cn), gas tersebut dipisahkan dengan kolom fraksinasi, digunakan
kolom fraksinasi dikarenakan pada alat ini memisahkan suatu campuran
berdasarkan titik didihnya. Masing-masing hidrokarbon memiliki titik didih yang
berbeda-beda, semakin rendah hidrokarbonnya (unsur C semakin dikit) semakin
rendah pula titik didihnya, maka dari itu kolom fraksinasi dapat digunakan
untuk memisahkan gas hidrokarbon yang diinginkan dengan gas campurannya. Kolom
fraksinasi yang digunakan adalah demetanizer, deetanizer, depropanizer, dan
debutanizer. Langkah pertama dimulai dari hidrokarbon terkecil, yaitu C1 atau
metana. Gas hasil dari cold box dialirkan ke dalam demetanizer untuk dipisahkan
antara gas yang mengandung metan dengan gas yang mengandung hidrokarbon yang
lebih tinggi. Setelah unsur metana dalam gas sudah habis, proses dilanjutkan ke
kolom fraksinasi selanjutnya yaitu deetanizer yang berfungsi untuk memisahkan
antara gas etana dari gas campurannya, karena gas metana dan gas etana
merupakan salah satu produk olahan di Chevron Terminal Santan yang selanjutnya
akan didistribusi dengan pabrik-pabrik/instansi-instansi yang terikat kerjasama
dengan Chevron. Setelah itu gas di proses lagi ke kolom fraksinasi selanjutnya,
yaitu depropanizer, pada tahap ini gas campuran akan dipisahkan dengan gas
propana hingga gas tersebut tidak ada lagi kandungan propana di dalam gas
campurannya. Selanjutnya gas campuran tersebut diproses ke kolom fraksinasi
selanjutnya yaitu debutanizer, fungsi debutanizer sama seperti alat separator
lainnya, yaitu untuk memisahkan gas butana dari gam campurannya. Setiap kolom
fraksinansi terdapat alat bantuk reflux, fungsi dari reflux sendiri adalah
untuk mengembalikan produk dari kolom fraksinasi menjadi umpan kolom
fraksinasi, hal ini bertujuan untuk memproses kembali gas campuran yang kemungkinan
masi terdapat kandungan gas yang diinginkan (misalnya pada demetanizer, fungsi
dari reflux adalah mengembalikan gas menjadi umpan untuk diproses lagi di
demetanizer karena dikhawatirkan pada gas campuran tersebut masih mengandung
gas metana, dan hal itu juga berlaku pada kolom fraksinasi lainnya yaitu
deetanizer, depropanizer, dan debutanizer).
Selanjutnya, gas yang
dihasilkan oleh kolom fraksinasi depropanizer dan debutanizer di alirkan ke
storage tank khusus untuk gas, yaitu sphere tank (tangki berbentuk bulat).
Perbedaan storage tank pada fasa liquid dan fasa gas, dimana pada fasa liquid
storage tank berbentuk seperti tabung, sementara pada fasa gas storage tank
berbentuk bulat (sphere), hal ini disebabkan dari masing-masing karakter fasa,
dimana fasa gas yang memiliki tekanan tinggi, pergerakan molekulnya yg acak,
dan diusahakan agar tidak terjadi pemampatan saat di simpan di storage tank
karena saat gas termampat bisa menyebabkan ledakan yang besar, maka dari itu
penyimpanan fasa gas menggunakan storage tank berbentuk bulat (sphere) dan
tangki bertekanan (pressure tank). Sementara storage tank untuk liquid tidak
begitu banyak persyaratannya, karena fasa liquid tidak begitu berbahaya jika
dibandingkan dengan fasa gas. Storage tank untuk fasa liquid menggunakan bentuk
seperti tabung, bentuk storage tank ini bermacam-macam, tergantung keperluan
dari perusahaan dan kesepakatan dengan kontraktor yang terkait. Biasanya untuk
fasa liquid, storage tank yang digunakan adalah bentuk tabung, karena fasa liquid
mengikuti bentuk wadahnya, dan gerakan molekulnya tidak acak seperti gasa gas.
Setelah gas campuran
tersebut melewati kolom fraksinasi, gas tersebut sudah tidak mengandung lagi
metana, etana, propana, dan butana. Gas campuran ini dinamakan gas turunan/gas
residue. Gas residue ini akan bercampur dengan gas dari by pass LEX Plant, gas
campuran ini kemudian akan dialirkan ke compressor station untuk ditingkatkan
kembali tekanannya, dan setelah itu gas campuran ini akan dikirim ke LNG
Bontang dan SKG Bontang. Hal ini salah satu bentuk pemanfaat seluruh gas yang
diproses di Chevron Terminal Santan, karena gas residue dan gas dari by pass
LEX Plant masi dapat dimanfaat sebagai bahan baku produksi lainnya.
Pada Chevron Terminal
juga memiliki salah satu unit/sistem yang sangat penting dan harus dimiliki
oleh perusahaan-perusahaan yang mengolah minyak bumi dan gas alam, sistem/ unit
tersebut dinamakan flare unit/flare system. Unit ini berfungsi untuk
membakar gas-gas yang berbahaya dan juga
gas yang mudah terbakar (flammable) yang dapat memicu kecelakaan. Sistem ini
merupakan salah satu sistem pengaman dari gas yang keluar dari sistem proses
dengan cara membakar gas yang keluar tersebut sebelum memasuki atmosfer. Akan
tetapi belakangan ini diketahui bahwa pada sistem flare ternyata juga menjadi
salah satu penyebab pemanasan global sehingga pembakaran ini harus dikurangi,
yang artinya produk gas-gas mudah terbakar dan berbahaya dapat
ditekan/dikurangi pula. Di Chevron Terminal Santan menggunakan 3 unit flare, dimana
3 unit flare tersebut dibedakan atas fungsi dari 2 lokasi plant, dan kondisi
tekanan serta temperatur yang terlibat. 2 unit yang pertama memiliki tinggi
unit yang paling tinggi adalah untuk membakar gas-gas yang dihasilkan dari LEX
plant, sementara 1 unit yang terendah adalah untuk membakar gas-gas yang
dihasilkan dari proccess plant. Hal ini dikarenakan perbedaan hasil gas-gas
buangan yang dihasilkan dari tiap plant (LEX Plant dan proccess plant) serta
kondisi (temperatur serta tekanan) dari gas yang dihasilkan dari masing-masing
plant.
Chevron Terminal Santan
juga menampung minyak bumi dan gas yang diproduksi oleh West Seno. Minyak bumi
dan gas yang diproduksi oleh West Seno telah diolah di offshore (lepas
pantai/tengah laut) oleh West Seno sendiri, Chevron Terminal Santan membantu
menampung dan mendistribusi hasil olahan dari West Seno tersebut, dimana gas
hasil olahan dari West Seno akan di distribusi ke LNG Bontang, sementara crude
oil hasil olehan dari West Seno akan ditampung dahulu di crude oil storage tank
yang kemudian akan didistribusi kepada instansi-instansi/perusahaan-perusahaan
yang terikat kontrak dengan Chevron.
Chevron Terminal Santan
juga memproduksi kondensat, yaitu salah satu bahan baku untuk membuat LNG yang
dinamakan BRC (Bontang Return Condensate). BRC diproduksi di lepas pantai
Kalimantan Timur dan daerah Makassar, setelah didapatkan BRC tersebut diolah
dan disimpan di BRC storage tank yang selanjutnya akan didistribusikan ke LNG
Bontang. BRC adalah kondensat bersih yang akan digunakan sebagai bahan baku
oleh LNG Bontang untuk memproduksi LNG (Liquified Natural Gas).
Pada Chevron Terminal
Santan juga terdapat fasilitas laboratorium yang berfungsi untuk menjaga
kualitas dari gas serta minyak bumi yang diolah oleh Chevron Terminal Santan.
Tanggung jawab/kerja dari laboratorium Chevron Terminal Santan diantaranya
mengontrol kualitas produk (crude oil, gas, LPG, dll), environment monitoring
yaitu menjaga agar saat pengambilan minyak bumi/gas dari sumber dan saat
mengolah minyak bumi/gas tetap ramah lingkungan yang artinya tidak boleh
merusak lingkungan sekitar Chevron Terminal Santan. Selanjutnya Proccess
Control Monitoring, yaitu menjaga dan mengontrol proses pengolahan minyak
bumi/gas agar dapat tetap menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (prinsip
bahan baku seminimal mungkin, menghasilkan produk semaksimal mungkin) tanpa
mengurangi kualitas dari produk olahan Chevron Terminal Santan serta tetap
ramah lingkungan agar tidak merusak lingkungan disekitar perusahaan. Dan yang
terakhir adalah Support Engineering Studies, yaitu menyuport/menyokong/membantu
penelitian-penelitian yang dilakukan oleh engineer di Chevron Terminal Santan
yang bertujuan untuk kebaikan Chevron Terminal Santan, misalnya penelitian
peningkatan kualitas produksi minyak bumi/gas. Fasilitas Laboratorium yang
tersedia di Chevron Terminal Santan diantaranya Crude Oil Lab, Gas and
Condensate Lab, Water, wastewater, and Effluent Water Lab, Lube Oil Lab, dan
Scaling and Corrosion Lab.
Terimakasih,postingannya bermanfaat...
BalasHapusKami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com